Diamond Life
Welcome
Disclaimer


Hello. Welcome to My Punch Blog. My Name is Jesslyn Alvina. It's my story blog. Okay?

Chatting
Prints Foot

Sorry, ini gak penting. Karena ini blog pribadi.

Credit
Thank You

Template : Azzahra
Basecodes : Yuuki
Images : WeHeartIt
Edited : Jesslyn
Selasa, 10 Juni 2014 | 04.27 | 0 waiting



Kamis, 05 Juni 2014 | 00.07 | 0 waiting


Rabu, 04 Juni 2014 | 01.21 | 0 waiting


Sabtu, 31 Mei 2014 | 22.08 | 0 waiting


Jumat, 30 Mei 2014 | 22.23 | 0 waiting



Cerpen: Raisa's Birthday
Jumat, 02 Mei 2014 | 21.31 | 0 waiting

Raisa's Birthday
"Lalala ... Aku akan pergi ... Ke rumah mewah Raisa ... Lilili ... Happy birthday Raisa .. Lalala!" Nyanyi Minnie didepan cermin. "Duh, rambutnya kusut nih!" keluh Minnie sambil berusaha menyisir rambutnya. "Rapi deh!" gumam Minnie puas sambil bergaya di depan cermin.
     Mrs. Hellen yang melihat Minnie berpakaian rapi dan sedang bergaya sangat heran. "Mau kemana, Minnie? Kok rapi?" tanya Mrs. Hellen. "Raisa ulang tahun ma. Minnie diundang, sama Mrs. Rose, mamanya," jelas Minnie. "Kalau gitu, kamu berikan apa pada Raisa?" tanya Mrs. Hellen penasaran.
     Minnie menunjuk buku cerita berjudul Dea dan Sahabatnya. "Titip salam pada Mrs. Rose," kata Mrs. Hellen sambil melambaikan tangannya. Minnie mengangguk.
     Sesampainya di rumah Raisa, Minnie mengulurkan tanganya. "Selamat ulang tahun, Raisa!" ucap Minnie. "Terima kasih." Minnie lalu ditemani Raisa menuju ruang tamu, tempat pesta diadakan. Rumah Raisa sangat bagus, pikir Minnie.
     DUK! Tiba-tiba, dia menabrak lemari. "Duh, jalannya melamun sih, Minnie! Tunggu disini ya, aku mau ambil kotak P3K dulu," seru Raisa khawatir. Tiba-tiba, saat Raisa mengambil kotak P3K, Mrs. Rose-ibu Raisa menghampiri Minnie. "Oh, Minnie! Ada apa?" tanyanya kaget. "Tidak, saya hanya menabrak lemari itu. Salam dari ibuku dan aku," jawab Minnie sambil tersenyum dan menahan sakit. Dahinya berdarah.
     Raisa kembali. Raisa segera mengobati luka di dahi Minnie. "Terima kasih!" ucap Minnie sangat berterima kasih.  Raisa menarik tangan Minnie menuju ruang tamu. "Ayo! Pestanya sudah mau di mulai!" seru Raisa. "Iya iya, aku tahu. Jangan tarik-tarik dong!" tegas Minnie. Raisa melepas tangan Minnie. Akhirnya Minnie terbebas dari borgol penjara, hihihi!
     "Happy birthday to you ... Happy birthday to you ... Happy birthday happy birthday ... Happy birthday, Raisa ..." nyanyi semua yang di undang. "WAKTUNYA TIUP LILIN!" teriak Mr. Goers, ayah Raisa. Minnie jadi teringat papanya yang meninggal 4 tahun lalu karena kecelakaan. Papanya menjadi seorang pilot. Dan, pesawatnya jatuh karena ada badai. Tapi, sekarang bukan waktunya memikirkan hal itu. Karena, Raisa akan ... BAGI BAGI KUE! Yeay! Raisa menatap semua hadirin. "Pertama kuberikan pada kedua orang tuaku." Mrs. Rose dan Mr. Geors menerima kue itu dan segera memakannya. "Kedua, pada sahabat terbaikku, Minnie," ucapnya tersenyum. Minnie menerima kue itu. Dia berbisik di telinga Raisa. "Terima kasih, Raisa, sahabat terbaikku." Raisa tersenyum.
     Kini, pesta ulang tahun telah selesai. "Minnie tunggu!" seru Raisa begitu melihat Minnie sedang pulang dengan membawa kue. Minnie menoleh. 'Ada apa?" tanya Minnie. "Ini kalung untukmu, tanda persahabatan kita. Aku juga punya,  dan ini bingkisan. Semua anak sudah dapat kecuali kamu," jelas Raisa. "Terima kasih!" kata Minnie riang dengan tulus. Raisa tersenyum. Mereka berpelukan!
     Dan, kini Minnie pulang dengan hati berbunga-bunga.
*******************************************************************
Cerpen: Pingin Baju itu!!
| 19.02 | 0 waiting

Pingin Dress Itu!!
"Ma, ayo ke Departement Store! Katanya mama mau ke sana..!" seru Minnie sambil menarik-narik tangan mamanya, Mrs. Hellen. Mrs. Hellen melepaskan pegangan Minnie. "Mama belum ganti baju, sayang. Mama ganti baju dulu. Nyalain dulu saja mobilnya. Kuncinya ada di laci itu.," tunjuk Mrs. Hellen lembut.
     Minnie mengangguk agak kecewa. Dia ikut mamanya karena ada alasan. Jadi ceritanya .... Begini nih ....
     1 minggu yang lalu, Raisa, sahabat sejati Minnie mengajak Minnie ke Departement Store, dan sampailah mereka di sebuah baju daster/baju pesta terusan berwarna pink, dihiasi pita putih yang lucu. Dan dress itu bergambar anak lucu yang memegang kue dan payung. 
     "Aku mau beli dress ini ah. Dressnya lucu." kata Raisa. "Aku juga mau, tapi harganya mahal." kata Minnie sambil menunjuk harga dress itu. Rp600.000,00. "Ya sudah, kalau mama kamu mau ke sini, kamu minta beliin aja ..." saran Raisa. Minnie mengangguk setuju.
     Tak lama kemudian, Mrs. Hellen keluar kamar dengan memakai .... dress yang sama yang dilihat di Departement Store. Namun, beda ukuran. Minnie senyum senyum sendiri. Kalo mama nanyain buat apa dressnya, aku jawab biar aku sama mama adalah pasangan anak dan ibu. Aku akan pura pura jalan jalan dan langsung berhenti didepan dress itu, pikir Minnie. Mrs. Hellen melihat Minnie dengan tatapan aneh. "Kok melamun? Mikirin apa?" tegurnya. Minnie tersadar dan menggeleng sambil tersenyum.
     Sepanjang perjalanan, Mrs. Hellen heran melihat Minnie yang sedari tadi senyam senyum melulu. "Ada apa, sayang? Tak biasanya kamu sepanjang perjalanan senyum selalu. Biasanya, kamu tidur," kata Mrs. Hellen. "Tidak apa-apa," jawab Minnie sambil terus tersenyum. Sebenarnya, Mrs. Hellen bangga sekali pada Minnie. Biasanya, Minnie selalu marah marah atau diam tak bersuara sedikit pun di mobil. Namun, sekarang berbeda. Duh, Mrs. Hellen tak tau alasannya sih ... hehehe ...
     Sesampainya disana, Minnie langsung menyerbu ke dress itu. Dan, tatapan Minnie seperti baru melihat dress itu. "Ma, dress ini bagus banget kan? Boleh gak?" tanya Minnie berusaha merayu Mrs. Hellen dengan memasang muka manis dan senyum memelas. "Hmmmm ..." gumam Mrs. Hellen. Semoga boleh! pikir Minnie.
     "Harganya mahal, Minnie. Mama tanyakan alasan. Kenapa mau beli ini?" tegas Mrs. Hellen. Minnie teringat akal akalannya tadi. "Biar kita dikirain ibu dan anak, hehehe .." ucap Minnie cengengesan.  "Oh Tuhan!" seru Mrs. Hellen sambil menutup mulutnya. Anak ini banyak alasan. Pasti aku ada alasan lagi. pikir Mrs. Hellen.
     Mrs. Hellen memegang pundak Minnie. "Tanpa membeli baju yang sama, kita pasti dikira ibu anak, Minnie. Karena wajah yang sama, dan semua yang sama. Dan, banyak juga yang membeli baju ini dan memakai baju yang sama. Mama membolehkan beli ini, tapi ..." ucap Mrs. Hellen yang dengan sengaja menyangkut kalimatnya. "Tapi?" tanya Minnie sambil berdoa dalam hati.
     "Pakailah uangmu sendiri. Itu baju untukmu, jadi, yang beli kamu ya ..." Mrs. Hellen menggandeng Minnie. Minnie memiliki uang tabungan Rp500.000,00. Kurang 100 ribu lagi. "Ma, kurang 100 ribu buat beli itu. Minta uangnya ya ..." pinta Minnie memelas. Mrs. Hellen menarik nafas panjang. "Oke, bantulah mama seminggu, dan rajinlah belajar, jika kamu sungguh sungguh dan nilai ulanganmu bagus, mama akan memberimu 100 ribu," ucap Mrs. Hellen. Tak apalah, yang penting beli baju itu. pikir Minnie. Refleks, Minnie mengangguk. Mrs. Hellen tersenyum puas. 
     Setelah 3 hari, Mrs. Hellen melihat perubahan di diri Minnie. Minnie sudah lumayan mandiri dan nilai ulangannya meningkat.  Diam-diam, Mrs. Hellen melihat perubahan di diri Minnie. Mrs. Hellen mengambil uang 100 ribu di dompetnya. Dan dia, menuju Minnie. 
     "Minnie, ini uangmu. Mama lihat kamu sudah berubah. Tak perlu menunggu seminggu. Seperti ini terus ya ..." ucap Mrs Hellen. "Terima kasih mamaz!" seru Minnie sambil memeluk Mrs. Hellen. Mrs. Hellen balas memeluknya.
     Yang penting, Minnie sudah punya gaun impiannya!
*******************************************************************